Thursday, January 31, 2013

Projek Samsara Benefit.



Halo kawan!

Kami adalah sebuah grup otonom yang fokus pada publikasi dan distribusi media. Salah satu aktivitas utama kami adalah menyediakan lapak sekaligus perpustakaan independen di acara festival seni, Food Not Bombs, Free Market, diskusi dan pemutaran film serta berbagai aksi-aksi partisipatif non-profit lainnya.

Pada awal 2012, rumah kontrakan salah satu partisipan kami yang dijadikan tempat sementara untuk menampung semua koleksi literatur cetak (seperti buku, zine, pamflet, jurnal, dan sebagainya) terserang bencana banjir. Dampaknya sebagian besar koleksi (versi asli berikut kopian) kami rusak parah dan kecil kemungkinan dapat direstorasi sehingga membutuhkan penanganan yang cukup serius. Hal ini berakibat pada vakumnya aktivitas Projek Samsara untuk beberapa waktu, termasuk banyaknya pesanan dari kawan-kawan yang terlambat kami penuhi. Begitu pula aktivitas lapak dan perpustakaan independen yang cukup tersendat karena minimnya koleksi cetak yang kami punya, meskipun dalam beberapa bulan belakangan beberapa partisipan kami masih bersemangat untuk terus terlibat dalam aksi-aksi non profit di beberapa kota sembari mengumpulkan literatur cetak dari kawan-kawan lainnya.

Di tengah kondisi yang cukup membuat kewalahan ini kami memiliki ide untuk memproduksi rilisan kompilasi dimana nantinya hasil penjualan album tersebut akan digunakan untuk menggiatkan kembali aktivitas Projek Samsara. Jadi, rilisan album kompilasi ini adalah media untuk menggalang solidaritas terutama dari skena-skena lokal dimana kami biasa terlibat langsung di dalamnya.

Lalu dukungan seperti apa yang kami harapkan dari kamu? Apakah bentuknya harus membeli album kompilasi tersebut? Tidak, kamu juga bisa menawarkan barter dengan koleksi literatur cetak yang kamu miliki. Terlebih kami juga akan senang sekali jika itu adalah karya kamu sendiri. Bahkan hanya dengan mengabarkan berita ini kepada kawan-kawan kamu adalah sebuah bentuk solidaritas terhadap Projek Samsara.

Salam cinta dan anarki!


~ Kontak e-mail kami untuk informasi lebih detail:

~ Kamerad:
Aksara Merdeka 

Sunday, January 20, 2013

Pasar Gratis, Karena Berbagi Itu Menyenangkan!



Seperti yang kita alami setiap harinya, uang beserta seluruh aspek ekonomisnya telah mengontrol segala dimensi dalam kehidupan kita. Hampir semua kebutuhan yang kita perlukan, harus menggunakan uang untuk mendapatkannya. Artinya, tak ada lagi yang gratis dalam kehidupan yang didominasi sistem kapitalistik saat ini. Masyarakat modern memperlakukan hidupnya sendiri sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan demi keuntungan pribadi. Kita seperti kehilangan rasa untuk berbagi secara tulus dalam laku keseharian. Kita hampir menyerupai mesin yang terus menerus bekerja untuk membeli, membeli dan membeli. Terus menerus mengonsumsi tanpa batas dan pada akhirnya gagal total untuk memahami hakikat manusia dalam interaksi sosial.

Sedemikian parahkah hal itu terjadi sehingga kita tidak lagi memiliki senyum ramah dan pelukan hangat untuk kita bagi dengan orang-orang yang kita sayangi? Mulai lenyapkah hubungan mesra antar manusia tanpa ada embel-embel uang di dalamnya?

Mungkin tidak ada yang gratis secara total dalam hidup ini, tapi tentu kita masih sanggup untuk memilih dan menentukan sendiri hidup yang lebih layak untuk dijalani. Hasrat untuk lepas dari kontrol dan dominasi sistem serakah inilah yang mendasari kami untuk menginisiasikan aksi Pasar Gratis ini.

Apakah Pasar Gratis Itu?

Pasar Gratis merupakan aksi tandingan terhadap sistem moneter yang kian lama semakin mencekik kehidupan harian kita. Dalam Pasar Gratis tidak terdapat hubungan berdasarkan azas jual-beli, melainkan pada konsep berbagi-bertukar. Perlu dipahami bahwa aksi ini bukanlah acara pembagian sedekah dari orang yang merasa lebih mampu kepada orang yang kekurangan demi mendapatkan pahala. Ini bukanlah aksi filantropis yang sifatnya vertikal, karena kami ingin menciptakan hubungan horizontal dan menihilkan hirarki sosial yang selama ini diamini  masyarakat modern. Ini bukan pula aksi populis yang hanya bertujuan mengumpulkan massa sebanyak mungkin. Ini adalah aksi langsung untuk meminimalkan kontrol sistem distribusi yang didominasi oleh kapital. Ini adalah aksi langsung untuk mewujudkan kenyataan bahwa hidup yang lebih manusiawi itu tidaklah mustahil, bukan hanya imaji yang kita baca di buku-buku cerita atau tontonan di televisi.

Pasar Gratis dijalankan berdasarkan logika sederhana bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda akan setiap barang dan kadangkala kita memiliki sejumlah barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Sedangkan ada orang lain yang sangat membutuhkan sebuah barang, tetapi kesulitan untuk mendapatkannya akibat ketiadaan akses, uang, kesempatan atau sebab-sebab lainnya. Di saat seperti inilah berbagi dan bertukar barang kepada pihak yang lebih membutuhkan merupakan sebuah aksi yang sederhana untuk dilakukan.

Seperti Apa Aksi Sederhana Tersebut?

Jika kamu punya sisa sepotong roti dan kamu masih kekenyangan setelah menikmatinya, kemudian ada temanmu yang kelaparan dan kamu memberikan sisa rotimu kepadanya, itulah berbagi.

Jika kamu punya seperangkat alat makan sedangkan temanmu memiliki sebuah kaos dengan desain logo band favoritmu, kemudian dengan senang hati kalian berdua saling bertukar barang karena sama-sama saling membutuhkan, itulah bertukar.

Sederhana bukan? Sesederhana itulah Pasar Gratis ini dijalankan.

Bagaimana Pelaksanaan Pasar Gratis?

Pasar Gratis dibagi ke dalam dua lapak, yaitu Lapak Gratis dan Lapak Barter. Lapak Gratis dikhususkan untuk barang-barang yang memang hendak dibagikan gratis, sedangkan Lapak Barter dikhususkan untuk barang-barang yang hendak dipertukarkan dengan barang-barang lainnya yang dianggap memiliki nilai kebutuhan yang sama.

Ketika Lapak Gratis telah dimulai dan barang-barang juga telah disiapkan, kamu bebas untuk memilih barang yang kamu butuhkan. Tapi ingat, hanya barang yang benar-benar kamu butuhkan dan biarkan barang-barang yang tidak kamu butuhkan diambil individu yang lainnya. Jika kemudian ada beberapa individu yang sama-sama membutuhkan sebuah barang, biarkan mereka berdialog secara personal untuk menentukan siapa yang benar-benar paling membutuhkan barang tersebut. Resolusi akan tercapai jika setiap individu mengutamakan kontrol diri dan berusaha untuk tidak menjadi serakah.

Bagi kamu yang ingin bertukar barang, cukup dengan menggelarnya di Lapak Barter yang tersedia dan menunggu respon individu lain yang berminat dengan barang milikmu. Setiap barang yang akan dipertukarkan sebaiknya dicatat pihak mediator untuk menghindari pengklaiman barang oleh pihak lain yang sebenarnya tidak memiliki barang tersebut. Konsensus di antara pihak yang melakukan barter hendaknya juga timbul karena masing-masing pihak memang menyepakati nilai kebutuhan dari setiap barang yang akan dipertukarkan.

Ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan ya? Lebih mudah menggunakan uang. Bayar harganya, habis perkara!

Jika kamu ingin proses yang instan silakan datang ke pusat-pusat perbelanjaan atau pasar pada umumnya, pilih sendiri barang yang kamu butuhkan, dan biarkan uangmu yang berbicara. Tidak perlu repot untuk datang ke dalam aksi partisipatif semacam ini. Memang tidak mudah membiasakan diri untuk berbagi dan bertukar, sebab dalam keseharian kita semua telah terbiasa menggunakan uang sebagai alat transaksi kebutuhan. Kita memang terlahir dalam tatanan masyarakat yang telah memiliki skenario yang mengakar sedemikian kuat. Seakan-akan kita tidak pernah punya pilihan untuk hidup di luar sistem yang ada, padahal kita menyadari bahwa dunia ini sedang tidak baik-baik saja. Kita hanya terlalu khawatir terhadap keamanan dan kenyamanan hidup kita, jika kita tidak pernah mau mencoba untuk mulai melakukannya sekarang maka dunia yang lebih baik yang kita impikan akan semakin jauh dari kenyataan.

Bagaimana Mekanisme Berbagi dan Bertukar Ini?

Tidak ada mekanisme baku dalam pelaksanaannya. Setiap kondisi akan menemui masalah berikut solusinya sendiri. Pasar Gratis lebih menekankan pada pencarian bentuk-bentuk yang dianggap mampu mengikis dominasi antar individu yang berpartisipasi di dalamnya. Dan demi menghilangkan ketergantungan di antara individu hanya bisa diwujudkan apabila mekanisme kontrol telah terbentuk dalam pribadi masing-masing sehingga setiap individu akan memahami peran dan tanggung jawabnya sendiri.

Satu hal yang perlu diingat dalam aksi ini bahwa setiap barang yang ada dalam area Pasar Gratis dinilai berdasarkan nilai kebutuhan atau nilai fungsionalnya, bukan semata berdasarkan nilai nominal yang sempat menyertainya karena awalnya kita mendapatkan barang tersebut dengan membeli.

Apa Tujuan dari Pasar Gratis Ini?

Aksi ini diadakan oleh dan untuk individu-individu yang percaya bahwa keterasingan manusia akibat sistem kapitalistik dimulai dari hasrat manusia untuk selalu mengonsumsi. Ini bukanlah aksi sok radikal yang bertujuan untuk sekadar menjaga eksistensi diri. Ini bukanlah aksi massa yang sok ribut dengan tuntutan yang selalu sama setiap tahunnya seperti kenaikan upah UMK, padahal tidak secara riil menghantam sistem perbudakan kapital. Ini bukan pula aksi sok ekonomis yang hanya ingin gratis tapi tidak mau bersusah payah.

Kami bukanlah orang-orang yang sibuk menciptakan aksi-aksi yang kelihatannya revolusioner seperti yang kalian saksikan di media massa. Kami hanya individu sederhana yang ingin berbagi pelukan dengan semua orang yang kami sayangi. Sebagaimana pula kami ingin berbagi kesadaran bahwa sesungguhnya hidup kita telah tercuri. Dan kami ingin memulai perubahan nyata untuk melawan gaya hidup yang sekarang ini semakin konsumtif. Melalui Pasar Gratis kami ingin menciptakan miniatur sederhana dimana setiap individu mampu memahami interaksi sosial satu sama lain yang saling bekerjasama, saling menguntungkan, saling menguatkan dan bebas dari kepentingan untung-rugi.

Ini artinya, kami membuka ruang untuk memikirkan dan membicarakan kembali seluruh aspek hidup yang telah kita jalani selama ini, tentang bagaimana kita berkomunikasi, bereaksi, bekerja sama, dan berapa banyak kebohongan serta kepalsuan yang telah kita ciptakan sekaligus pura-pura tidak kita hiraukan. Ini adalah sebuah revolusi dalam diri kita sendiri, ini adalah tentang pengambilalihan kontrol dan kekuatan sebagai seorang individu yang merdeka.

Ini adalah perjuangan kita untuk melawan dominasi kapitalisme. Sekarang atau tidak sama sekali!


~ salam cinta dari kami yang tidak ingin dikontrol dan dikuasai.

Sunday, January 6, 2013

Food Not Bombs dan Anarkisme.



Karena makanan adalah hak semua orang, bukan segelintir orang!
Karena kekurangan bahan makanan pokok adalah bohong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber profit!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan, bukan bom!


Saat ini di berbagai penjuru dunia telah terbangun kelompok-kelompok yang aktivitasnya adalah membagikan makanan secara gratis kepada siapapun yang tidak mampu membeli makanan. Kelompok-kelompok ini selain mengampanyekan sikap anti-kemiskinan mereka, secara lebih jauh bertujuan menciptakan tatanan masyarakat yang bersifat non-kekerasan. Walaupun memang banyak kelompok yang melakukan aktivitas tersebut dalam berbagai nama, namun terdapat satu kelompok akar rumput yang sangat konsisten dan telah berkembang secara internasional, yaitu Food Not Bombs (FNB).

Berawal dari San Fransisco, FNB begitu cepat menyebar mulai dari Amerika Utara, Eropa, bahkan hingga ke negara-negara Asia seperti Malaysia dan Indonesia (seperti yang terjadi beberapa tahun belakangan di beberapa kota). Pola FNB, struktur beserta seluruh tujuannya sangat berkaitan erat dengan orientasi anarkis. Masalah ideologis ini sendiri pada akhirnya menjadi prinsip-prinsip aksi politis FNB dan sebuah pernyataan terhadap visi yang diadopsinya. Visi ini meliputi, mulai dari dedikasi grup terhadap perjuangan anti-perang, kritik terhadap relasi sosial masyarakat kapitalisme hingga pembangunan kebun komunitas sebagai sebuah aksi langsung menuju tatanan masyarakat yang seimbang dengan ekosistem.

Aksi politis radikal telah membuat kita mengisi keseharian dengan sesuatu yang lebih berarti, yang memberi energi dan vitalitas kepada impian-impian kita sendiri. Disaat kita mulai mengerti bagaimana aktivitas kita berkaitan dengan gerakan yang lebih besar demi keadilan sosial dan ekonomi, hal tersebut membantu memberikan inspirasi sekaligus motivasi untuk terus mengumpulkan dan membagikan makanan, atau sekadar bangun tidur lebih awal kemudian membuat kopi dan sepotong roti untuk dibagikan kepada mereka yang melakukan aksi pemogokan. Perubahan sosial yang radikal dibangun dari hari ke hari dengan menyadari bahwa setiap individu adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri. Jadi apalagi yang perlu dibahas?

Penting bagi sebuah kelompok untuk memahami dimana posisi dan apa visinya tentang sebuah tatanan masyarakat yang diimpikan. Para anarkis membayangkan dunia bebas dimana tindakan diambil atas keputusan bersama, dan berjalan tanpa penindasan. Sangatlah berguna jika kita menyadari pentingnya menempatkan prinsip-prinsip kita secara fleksibel dan inklusif, tetapi di saat yang sama sangatlah penting pula untuk menjaga agar ide-ide kita tidak termoderasi dan terkooptasi.

FNB mengombinasikan ide-ide tersebut dengan prinsip desentralisasi, penguatan kolektif dan individu, feminisme dan strategi pengorganisiran anti-hirarki. Karena itu kita juga jangan pernah beranggapan bahwa aktivitas pembagian makanan secara gratis sebagai tindakan amal. Pola pikir amal bukannya tidak berguna, namun seringkali orang-orang tidak mampu menemukan inti penyebab kelaparan dan kemiskinan karena mereka berpikir dengan sumbangan uang telah menyelesaikan masalah, tanpa pernah berusaha menyerang institusi yang menimbulkan segala ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Kita seharusnya lebih fokus pada penentangan terhadap struktur kekuasaan yang selama ini menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Ide-ide dan keyakinan seperti itulah yang harus diekspresikan dalam berbagai pertemuan, dituliskan dalam berbagai literatur dan disuntikkan ke dalam cara kita mengorganisir kelompok kita sendiri, membangun solidaritas dengan grup, komunitas ataupun bentuk perjuangan lainnya. Ini semua adalah tentang diri kita, tentang pandangan politis kita yang memiliki visi akan sebuah dunia yang lebih baik, sebuah dunia yang berusaha kita bangun saat ini. Dan inilah alasan mengapa pembahasan masalah seperti ini menjadi sangat penting.

FNB dan Prinsip-prinsip Anarkisme

Fokus pertama biasanya berawal dari kesalahpahaman atas anarkisme (anti-otoritarian) yang selama ini diartikan sebagai perusakan, kekacauan atau aksi huru-hara. Prof. Howard Zinn, seorang pendukung FNB, mendeskripsikan anarkisme dalam bukunya "Declaration of Independent" sebagai berikut,

"Anarkis, seperti yang saya amati dan pelajari, tidaklah percaya pada anarki seperti yang dideskripsikan oleh banyak orang dan media massa—kekacauan, disorganisasi dan kebingungan dimana setiap orang bertindak semaunya. Sebaliknya, anarkis percaya bahwa masyarakat dapat dan seharusnya terorganisir dalam berbagai bentuk dimana orang-orang akan bekerja sama saat bermain dan bekerja, untuk membangun sebuah tatanan masyarakat yang lebih baik. Tetapi anarkis juga menekankan bahwa setiap kelompok harus menghindari hirarki dan perintah dari atas; harus demokratis, meraih keputusan melalui diskusi yang konstan dan berbagi argumen."

Dia juga menambahkan,

"Apa yang membuat saya tertarik pada anarkisme adalah penolakannya yang bersifat total terhadap segala bentuk otoritas negara, gereja dan dunia kerja. Anarkis percaya bahwa jika kita bisa membangun sebuah tatanan masyarakat egaliter tanpa kemiskinan dan kemakmuran yang timpang, maka kita tidak lagi membutuhkan polisi, penjara, tentara, ataupun perang, karena penyebab utama semua masalah tersebut sudah lenyap."

Howard Zinn menulis pendahuluan dalam beberapa buku FNB dan secara konsisten terus menentang serangan polisi dan tindakan brutal dari pemerintah terhadap para partisipan FNB. Dalam beberapa artikel di koran, Zinn selalu memberikan pernyataan bahwa FNB memprotes sebuah sistem yang gagal untuk memenuhi kebutuhan dasar orang-orang, yaitu makanan.

Anarkisme adalah filosofi dan aksi-aksi yang bertujuan membangun tatanan sosial yang saling menguntungkan serta kontrol penuh atas keputusan politik dan ekonomi. Dalam bukunya "Anarchism and Black Revolution", Lorenzo Ervin menulis,

"Sebagai sebuah bentuk praktek, anarkis percaya bahwa kita harus membangun tatanan masyarakat baru saat ini juga. Di samping terus berjuang menghancurkan kapitalisme, kita harus terus berupaya menciptakan kelompok-kelompok yang saling menguntungkan dalam distribusi makanan, pakaian, perumahan, pengumpulan dana bagi proyek komunitas tanpa berafiliasi dengan pemerintah atau korporasi, dan tidak menjalankannya demi meraih profit, melainkan demi terpenuhinya kebutuhan sosial. Beberapa komunitas telah terbangun saat ini dan mengajarkan para partisipannya sebuah pengalaman praktek swakelola yang akan mengurangi ketergantungan terhadap sistem. Singkatnya, kita dapat mulai membangun infrastruktur bagi masyarakat komunal, sehingga orang-orang dapat melihat apa yang mereka perjuangkan dan untuk apa, bukan hanya sekadar ide di kepala seseorang. Dan itulah jalan menuju kebebasan".

Kita dapat membuat ide-ide kooperasi, solidaritas, egalitarianisme dan tatanan masyarakat tanpa kekerasan menjadi populer melalui aksi yang kita lakukan dan politik yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Politik yang dekat dengan realita kehidupan keseharian di masyarakat. Dan salah satu cara untuk menerapkan politik radikal dalam tatanan sosial dimana masih terdapat banyak sekali kemiskinan dan kelaparan adalah dengan menyediakan makanan gratis!

Tuesday, December 25, 2012

Mengapa Kami Bersikap Anti-Politik.


Kita hidup di sebuah planet yang dihancurkan oleh relasi sosial berdasarkan uang dan operasi pasar. Tanpa mengesampingkan segala retorika atau kekerasan fisikal yang saling ditawarkan dalam upaya mereka mendominasi dunia, kelompok Kiri atau para borjuis kecil populis,  pemerintahan dan calon-pemerintah, politisi dan kekuatan polisi di negara manapun eksis untuk melindungi sekaligus memapankan sistem kapitalisme yang berlaku saat ini. Partai politik dan politisi yang berbeda mengusulkan strategi dan manajemen yang berbeda pula untuk kepentingan kapital. Tanpa mengesampingkan jargon-jargon Obama dan SBY, Warner-Bros dan MTV, Fidel Castro dan Hugo Chavez, lobi-lobi ekologis dan grup-grup LSM, semuanya setuju dengan hal ini: dunia kerja dan sistem buruh-majikan harus tetap dipertahankan berapapun harga yang harus dibayar. Namun, apa itu kapitalisme tidak pernah diidentifikasikan dalam sebuah terminologi yang spesifik bahkan seringkali isu ini dihindari untuk diperdebatkan.

Tampak wajar dan biasa saja memang fakta-fakta ini—bahwa seorang individu tak memiliki apapun selain tenaga dan keahlian, bahwa kita harus menjualnya pada sebuah perusahaan untuk dapat bertahan hidup, bahwa segala sesuatu eksis apabila ia dapat diperdagangkan, bahwa relasi sosial selalu berkisar di sekitar uang dan pertukaran komoditas—adalah hasil dari sebuah proses panjang dan penuh kekerasan.

Dunia yang kita tinggali adalah dunia kapitalisme, suka atau tidak suka. Dimapankan dan dikembangkan melalui teror, mistifikasi dan kelembaman, kapitalisme dalam sejarahnya adalah sebuah bentuk spesifik masyarakat kelas yang didasarkan pada eksploitasi kekuatan kerja manusia sebagai sebuah komoditas, tentang tenaga kerja upahan, uang dan produksi barang-barang tak berguna. Empire, sebagai sebuah istilah untuk menyebut kekuatan kapitalisme lanjut, dengan pasar bebas, perdagangan hasrat dan komodifikasi, adalah sebuah sistem totalitarian yang telah berhasil menundukkan dunia, mengeringkan kehidupan manusia serta ekosistem planet dalam sebuah perilaku yang penuh akselerasi. Tetapi dalam progresivitasnya kapitalisme juga telah memberikan peningkatan pada kekuatan sosial yang dapat membawa sistem itu sendiri pada kehancurannya, serta lahirnya sebuah model hidup yang baru; melalui kekuatan-kekuatan dari para proletariat era baru yang disebut multitude, yang masih berdiri melawan kekuatan besar tak terkalahkan dari Empire ini.

Perjuangan kelas melawan Empire tetap menjadi sebuah kekuatan pembebasan besar dalam seluruh waktu kita. Melalui perjuangan kelas, kita tidak hanya mengobarkan perjuangan antara buruh versus majikan seperti yang diyakini kelompok-kelompok Kiri yang telah ketinggalan jaman. Perang kelas era baru ini merangkul seluruh perjuangan dari mereka yang dipinggirkan, mereka yang tak dihitung dalam masyarakat kapitalisme, para pekerja dan pengangguran, urban dan rural, gaji rendahan dan gaji puluhan juta. Kobaran perang kelas dinyalakan demi pengambilalihan kontrol atas hidup kita sendiri baik di luar ataupun di dalam relasi sosial kapital.

Partai-partai komunis atau sosialis dalam berbagai namanya, demokrat sosial, Leninis dan seluruh turunan mutasinya, LSM-LSM yang kekiri-kirian, semuanya hanyalah sayap kiri dari spektrum ideologis kapitalisme itu sendiri. Setiap grup politis yang tidak secara terbuka dan eksplisit berkomitmen melawan sistem kerja dan buruh upahan jelas adalah sebuah kontra-revolusioner. Kami disini menolak kooperasi dan kolaborasi dengan seluruh LSM atau partai politik.

Gerakan pembebasan nasional adalah sebuah gerakan dimana mereka yang tereksploitasi merelakan seluruh hidupnya untuk berjuang dan mati demi ambisi-ambisi politis dari borjuis lokal atau calon borjuis pengganti di kalangan gerilyawan dan intelektual. Tidak ada pembebasan nasional yang pernah melahirkan sebuah masyarakat tanpa kelas; seluruh rezim yang diproduksi oleh perang rakyat dan perang kemerdekaan selalu menjadi agen-agen imperialisme pasar yang bertujuan mengambil keuntungan dari warga lokalnya sendiri—baik secara sukarela ataupun tidak. Setiap dukungan terhadap gerakan pembebasan nasional dan/atau untuk nasionalisme, dalam segala bentuknya adalah sebuah dukungan terhadap eksploitasi demi kepentingan kapital. IRA, PLO, GAM, OPM adalah sebuah organisasi gerilya yang lebih dekat dengan mafia daripada aksi bersenjata gerakan revolusioner yang otentik. Seperti pembebasan Timor Leste yang hanya menjadi sebuah perpindahan tangan dari otoritas pihak borjuis Indonesia kepada borjuis lokal.

Sepanjang abad 20, serikat-serikat pekerja hanya melayani kepentingan kapitalisme yang sesungguhnya justru menghambat perjuangan para pekerjanya sendiri dan secara keseluruhan melawan perjuangan kelas secara total. Sebagaimana rentetan sejarah abad 20 telah menunjukkan pada kita betapa intervensi ekonomi dan aksi-aksi serikat pekerja lebih cenderung menjadi mekanisme standar dalam tatanan masyarakat kapitalisme. Oleh karenanya, kekuatan multitude harus berjuang dan menghancurkan seluruh serikat pekerja beserta ideologi-ideologi yang menyertainya.

Abolisi terhadap kapitalisme tidak ada kaitannya dengan demokrasi, nasionalisasi industri raksasa, penggulingan kekuasaan menuju tangan kaum Kiri atau serikat pekerja. Tujuan otentik kita adalah penghapusan dunia kerja upahan itu sendiri, relasi sosial yang berdasarkan pada jual-beli, penghapusan seluruh batas nasional dan negara, dan yang terpenting memeluk negasi atas negasi, memapankan relasi sosial yang tidak lagi dinilai atas uang ataupun komoditas.

Mengesampingkan batas kemampuan kelompok multitude, revolusi-revolusi sosial di abad 20 dan aksi kekerasan radikal dari Los Angeles hingga Jakarta, dari Palestina hingga Budapest, semua adalah ekspresi embrionik dari perjuangan proletariat melawan kekuasaan kapital di seluruh dunia: semustahil apapun tampaknya tujuan perjuangan kita, ini semua tetap layak dijalani untuk menciptakan sebuah kondisi tanpa titik balik. Dan bagi kami, semua ini adalah nyata, senyata aksi kekerasan kaum miskin melawan kekerasan kemiskinan.

Bagi kami, penghancuran relasi komoditas dan kelahiran komunitas manusia yang otentik bukanlah sesuatu yang harus ditunggu kehadirannya seperti kaum religius menunggu hadirnya hari akhir atau seperti kaum Kiri yang menunggu hadirnya Revolusi Besar. Kami menginginkan agar impian kami dihidupi hari ini juga, dalam segala perilaku dan gerak langkah kecil keseharian. Kami berjuang untuk ini semua, dan kami mencari kawan dalam menjalaninya.

Bagaimana dengan kamu?

Wednesday, July 27, 2011

Siapakah Kami?



Selamat datang!

Kami adalah sebuah kolektif yang bertendensi anti-otoritarian. Kami memfokuskan diri pada distribusi literatur yang mengangkat pertanyaan-pertanyaan mengenai kapitalisme, perjuangan sosial, seni, gender, seksualitas dan ekologi.

Kami terlibat dalam beberapa kelompok diskusi, festival seni, Food Not Bombs, Free Market, maupun aksi-aksi partisipatif non-profit lainnya. Literatur yang kami sediakan berupa pamflet, jurnal, zine, komik dan film. Segala bentuk media tersebut merupakan salah satu upaya kami untuk membangun jaringan perlawanan serta menyebarluskan pada khalayak bahwa sistem dominasi kapitalisme harus dihancurkan.

Kami yakin bahwa selalu ada jalan bagi kita semua untuk menciptakan dunia impian yang lebih indah untuk dijalani—sebuah dunia dengan tatanan bebas dan harmonis. Sebab kami percaya bahwa relasi sosial dapat terjalin secara egaliter sehingga setiap individu akan menemukan dialektikanya sendiri untuk hidup mandiri dan lepas dari jeratan kompetisi serta eksploitasi demi akumulasi modal-profit.

Kami membuka ruang belajar dan kerjasama bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam proses perjuangan ini; para seniman, pelajar, intelektual, aktivis, pekerja kantoran, buruh pabrik, pedagang kaki lima, tukang becak, pekerja seks komersial, ibu rumah tangga. Siapapun kamu!

Sekali lagi, untuk dunia yang bebas dari dominasi dan hirarki. Sampai jumpa di perang peradaban!